Senin, 18 Juli 2011

Pembelajaran Behavioristik vs. Konstruktivistik

Pemecahan masalah-masalah belajar dan pembelajaran dewasa ini nampak sekali  bertumpu pada paradigma keteraturan sebagai lawan dari paradigma kesemrawutan. Belajar dan pembelajaran, di  Perguruan Tingginampak sekali didesain dengan menggunakan pendekatan keteraturan. Suatu pendekatan yang hingga kini diyakini sangat sahih oleh dosenKajian ini mencoba melakukan pembedahan landasan konseptual dan teoretik paradigma keteraturan sekaligus dibandingkan dengan paradigma alternatifnya, yaitu kesemrawutan

Ini sangat urgen dilakukan dalam upaya untuk mencari pendekatan pemecahan masalah belajar dan pembelajaran yang lebih cocok di era yang telah berubah. Persoalan-persoalan, dan preskripsi pemecahannya juga dicoba untuk dideskripsikan meskipun masih terbatas pada tataran konsep, prosedur, dan prinsip. Artinya, belum menyentuh tataran operasional.

Bagian awal dari kajian akan mencoba membuat  perbandingan teori dan konsep yang melandasi paradigma keteraturan dan kesemrawutan untuk memecahkan masalah-masalah belajar dan pembelajaranParadigma keteraturan dilandasi oleh teori dan konsep behavioristik, sedangkan paradigma kesemrawutan dilandasi oleh teori dan konsep konstruktivistik (Brooks dan Brooks, 1993; Marzano, Pickering, dan McTighe, 1993). Kajian ini mencoba mengungkap perbedaan pandangan kedua teori ini mengenai belajar, pembelajaran, penataan latar belajar, tujuan dan strategi pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran.

power point klik disini

VISITASI ASSESOR BAN PT KE PRODI PG-PAUD

Selasa, 21 Juni 2011 16:25:35 - oleh : humasfip
Jum'at (17/06/2011) Pogram Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FIP UNY menyambut kedatangan Dr. Asep Supena, M.Psi  dan Dr. Ocih Setiasih, M.Pd selaku assessor untuk audit eksternal di Ruang Sidang I, yang akan mengevaluasi penyelenggaraan prodi PG-PAUD. Hadir Dekan FIP Bapak Prof Dr. Achmad Dardiri, M.Hum, Pembantu Dekan I Prof Dr. Anik Ghufron, dan Pembantu Dekan III Bambang Saptono, M.Si beserta para Dosen PG-PAUD.
Dekan FIP mengucapkan selamat datang kepada para assesor yang diharapkan dapat membantu mengevaluasi kelebihan dan kekurangan penyelenggaraan prodi PG-PAUD FIP UNY untuk memperoleh nilai akreditasi yang sesuai. Selanjutnya, Prof Dr Anik Ghufron menyampaikan materi yang berkaitan dengan penyelenggaraan prodi PG-PAUD mencakup seluruh aspek, diantaranya kurikulum yang digunakan, tenaga pengajar, sarana prasarana, penelitian dan pengabdian dosen kepada masyarakat, sistem informasi, kerjasama dengan lembaga lain dan sebagainya.
Dari pemaparan tersebut, munculah pertanyaan dari Bapak Dr. Supena, M.Psi yang mempertanyakan jenjang studi atau latar belakang pendidikan para dosen PG PAUD. Prof, Dr Achmad Dardiri, M.Hum pun menjelaskan bahwa Dosen di FIP sudah berlatar belakang sesuai bidang yang diampu dan memiliki jenjang pendidikan S2, S3, baik lulusan universitas dalam maupun luar negeri. Bagi para dosen berkemampuan bahasa inggris yang baik didorong untuk melanjutkan studi ke luar negeri. FIP UNY juga telah menjalin kerjasama dengan universitas Illinois, university Malaya, dan universitas luar negeri lainnya untuk memepermudah studi dosen ke luar negeri.
Tanya jawab hari itu pun berakhir dengan diskusi dengan para alumni PG-PAUD, sementara kunjungan auditor akan dilanjutkan dengan mengunjungi kampus 3 FIP UNY sebagai tempat proses perkuliahan PG PAUD berlangsung. Segenap Dosen prodi PG-PAUD serta pimpinan FIP UNY berharap agar hasil visitasi auditor ini menghasilkan nilai akreditasi yang memuaskan mengingat ini adalah akreditasi yang pertama bagi prodi PG-PAUD FIP UNY. (Zulfa)

SEMINAR NASIONAL PAUD

Ditulis Oleh : Humas UNJ
Humas UNJ 05/07/2011. “Menemukenali Anak Berbakat Melaui Aktivitas Kreatif” merupakan tema yang digunakan pada seminar nasional PAUD yang dilaksanakan pada 5 Juli 2011 di Aula Perpustakaan Pusat UNJ. Seminar ini secara langsung dibuka oleh Prof. Dr. Soegeng Santoso selaku Kaprodi Pasca PAUD.

Pada pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar anak usia dini, pengembangan kemampuan daya piker dan daya cipta atau kreativitas sangat penting anak mampu menyelesaikan masalah atau tugas-tugas yang dihadapi secara tepat dan tepat. Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata. Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata.
sumber http://www.unj.ac.id/web.php?module=detailberita&id=235

PERILAKU-PERILAKU DALAM SUPERVISI PENDIDIKAN

Di setiap kegiatan proses pembelajara, guru sering menghadapi perilaku siswa yang bermasalah.
Sebab-sebab siswa bermasalah :
  • Masalah yang bersumber dari diri siswa.
  • Bersumber dari pengaruh teman.
  • Bersumber dari sekolah (tuntutan sekolah seperti membeli pakaian seragam, terlambat membayar uang sekolah, tuntutan  membeli buku, tagihan keuangan kepada siswa).
  • Bersumber pada guru (cara guru mengajar yang tidak menyenangkan menimbulkan penolakan siswa terhadap guru).
  • Sebab yang bersumber dari lingkungan sekitar siswa.
  • Bersumber dari masyarakat (kerusuhan, penjarahan, perkelahian antar siswa antar sekolah).
Usaha-usaha mengatasi masalah yang dilakukan oleh supervisor :
  • analisis terhadap sikap guru
  • analisis terhadap gaya mengajar guru dan gaya belajar siswa
  • analisis lingkungan kelas
  • analisis kurikulum yang bersyarat dan padat
  • analisis sikap guru dalam cara mengajar
Masalah-masalah khusus yang dihadapi guru :
  • kesulitan mengajar mata pelajaran yang diampunya.
  • masalah pribadi yang berpengaruh pada semangat kerja. (diperlukan ketenangan kerja)
  • masalah yang terjadi pada tiap jenjang pendidikan seperti PAUD (TK), SD, SMP, SMA,

Bersama SKB Pekalongan membangun PNFI

SELAMAT DATANG DI SITUS KAMI....

Situs ini kami maksudkan untuk menjalin hubungan komunikasi yang akrab dengan para pendidik pendidikan nonformal dan informal (PNFI). Baik Pendidik yang berstatus PNS ( seperti; Penilik PNFI, Pamong Belajar), dan Pendidik yang bukan PNS (seperti; Tutor, fasilitator, fasilitator binaan desa intensif /FDI, Tenaga Lapangan Dikmas/TLD, Nara Sumber Teknis/NST, Pendidik PAUD/Pamong PAUD, Pengelola PKBM, dan Pendidik Kursus.

Kami berharap untuk bergabung juga satuan pendidikan Nonformal dan informal (PNFI) seperti: 
1.  SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) seluruh Indonesia
2.  PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
3.  KB (Kelompok Bermain)
4.  TPA (Tempat Penitipan Anak)
5.  SPS (Satuan PAUD Sejenis)
6.  POKJAR (Kelompok Belajar)
7.  LPK (Lembaga Pendidikan Kejuruan)
8.  LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan)
9.  B3 (Balai Belajar Bersama)
10. MT (Majlis Ta'lim)
11. TPQ (Taman Pendidikan Qur'an)
12. MADIN (Madrasah Dinniyah)
13. PONPES (Pondok Pesantren)


Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka untuk mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan Non Formal (PNF) meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan (kelompok minat pemuda, kelompok pemuda produktif), pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja (kursus, magang, KBU), pendidikan kesetaraan (Paket A, B, dan C), serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Semua jenis pendidikan tersebut dapat diselenggarakan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).

Situs ini kami persembahkan dengan harapan kita semua sebagai pendidik, pembina dan pengelola pendidikan nonformal dan informal (PNFI), mampu memberi sumbangan terhadap persoalan besar pendidikan di Indonesia, yakni demokratisasi dalam kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu. Dalam pembangunan pendidikan nonformal dan informal (PNFI) dewasa ini dan masa yang akan datang masih banyak tantangan yang memerlukan pemikiran, upaya nyata, dan kerja keras. Dibidang sasaran garap PNFI, mutu program PNFI hanyalah slogan yang selalu digembar-gemborkan oleh pejabat karena nilainya miliaran rupiah tetapi hasilnya tidak sampai mengena pada rakyat banyak. Dibidang peningkatan mutu tenaga pendidik dan kependidikan PNFI, tidak ada lembaga yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan program PNFI, apalagi memikirkan karier, dan masalah sertifikasi pendidik di pendidikan nonformal dan informal.

Semoga melalui situs ini kita bisa memberikan sumbangan pada pembangunan pendidikan nasional pada umumnya dan melalui pendidikan nonformal dan informal pada khusunya. Amiiin.........!
selamat datang